Jumat, 12 Januari 2018

#Tulisan Seorang Teman (1)

Halo sahabat blogger. Udah lama banget ga posting. Kali ini aku bakal posting tulisan seorang teman kelas kuliah dari awal masuk S1 dan kayanya sampe S2 masih bakalan sekelas juga.wkwk sekaligus partner nulis karya ilmiah saat kuliah S1. Tulisan ini dibuat pada semester 4 akhir, saat itu temanku sedang merasakan dekatnya dengan Sang Pencipta sehingga dia mengekspresikannya lewat tulisan. Yang aku tahu ketika itu dia seorang yang rajin ke mesjid, setiap hari mengaji dan mengajari orang lain. Ketika itu temanku merupakan sosok orang yang ramah, giat belajar, selalu membantu orang lain dan selalu menjaga jarak dengan lawan jenis. Segitu aja prolognya, yuk menikmati tulisannya, InsyaAllah bermanfaat buat sahabat sekalian.  

 Pray With

LOVE


Jika kita berbicara soal cinta pasti tidak akan ada habisnya, bahkan kita tahu bahwa hampir semua lagu bertemakan cinta. Pengertian cinta sangatlah sulit untuk diartikan, namun setidaknya kita dapat mendefinisikan melalui pendekatan ciri-cirinya. Salah satu definisi cinta diungkapkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziah, bahwa cinta adalah mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya.(Madarijus Salikin: Jilid II/401)
Cinta merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia. Tanpa cinta hidup manusia akan terasa hambar. Cinta merupakan alasan terkuat seseorang dalam melakukan sesuatu. Seseorang akan rela berkorban demi yang dicintainya. Lalu apa kaitannya cinta dengan beribadah kepada Allah?
Ada empat tingkatan  manusia dalam melakukan ibadah jika dilihat dari fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Pertama, yaitu orang yang beribadah karena terpaksa. Beribadah karena terpaksa atau dipaksa merupakan tingkatan yang paling rendah  dan boleh jadi dia beribadah niatnya bukan karena Allah, namun karena takut dihukum, takut dimahari, ingin dilihat orang lain (ria). Kedua, yakni orang beribadah karena takut dosa. Ketiga, yaitu orang yang beribadah karena ingin mendapatkan pahala. Keempat, yakni orang yang melakukan ibadah karena rasa cintanya kepada Allah SWT. Tingkatan ini merupakan tingkatan teringgi dari seorang hamba dalam beribadah kepada Allah. Orang yang beribadah pada tahap ini melakukan ibadah bukan karena takut dosa ataupun ingin mendapatkan pahala, namun karena cintanya kepada Allah. Pertanyaan yang akan muncul bagaimana ciri-ciri orang yang beribadah karena cinta kepada-Nya?
Dalam buku yang berjudul Ihya ‘Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membeberkan tiga tanda cinta.
Tanda Cinta Pertama
“Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk mengingat-ingatnya”.
Tidak ada yang lebih sering diingat kecuali apa yang disenanginya. Orang tua yang cinta kepada anaknya ia akan senan tiasa teringat dengan anaknya. Orang tua akan sering menghubungi untuk memastikan apakah kondisi anaknya baik-baik saja. Sama halnya jika kita cinta kepada Allah SWT maka tanda cinta yang akan muncul adalah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk mengingat-ingat-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah ia akan selalu ingat kepada-Nya dalam kondisi apapun sehingga ia tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang Allah karena ia selalu merasa diawasi oleh Allah.
Tanda Cinta Kedua
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk menemuinya”.
Seseorang akan mendahulukan pertemuan dengan apa yang disenanginya dari pada yang lainnya. Contohnya saja ada seseorang yang senang sekali dengan mobil barunya, sebentar-sebentar menengok mobilnya. Begitu pula ketika seseorang mencintai orang lain maka ia akan senang apabila bertemu dengan orang yang dicintainya. Seharusnya ini yang dilakukan dalam beribadah kepada Allah sehingga ciri orang yang beribadah karena ia cinta kepada Allah adalah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk menemui-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah maka ia akan senang ketika hendak bertemu dengan Allah. Ia akan mendahulukan bertemu dengan Allah. Salah satu media bertemunya seorang hamba dengan sang pencipta adalah ketika shalat. Ketika terdengan suara “hayya ‘alassholaah…..”  maka ia akan bergegas untuk menemui yang dicintainya. Ia akan meninggakan segala aktifitasnya untuk melaksanakan sholat.
Tanda Cinta Ketiga
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk bersamanya”.
Orang yang mencintai sesuatu ia akan senang dan rela untuk bersama dengan apa yang dicintainya, ia akan senang dan rela untuk berlama-lama dengan apa yang dicintainya. Jika seseorang mencintai Allah maka ciri utamanya ialah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk bersama-Nya”.
Orang yang mencintai Allah ia tidak aka terburu-buru dalam beribadah kepada Allah. Contohnya ketika sholat, seseorang yang mencintai Allah ia akan tuma’ninah dalam sholatnya, tenang dalam setiap gerakan sholatnya yang akan melahirkan kekhusyu’an.

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa manusia akan rusak tanpa ilmu, ilmu tidak berguna tanpa amal, dan amal akan sia-sia tanpa ikhlas. Mudah-mudahan ibadah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar